Home » » salah kaprah Biologi

salah kaprah Biologi


“Saat ini pengajaran Biologi terkesan sebagai mata ajaran hafalan, bersifat pengajaran kelas secara oral, dan kurang didukung oleh pengamatan obyek,” ungkap Sutiman, Dekan Saintek Universitas Islam Negeri (UIN) Malang diawal penjelasannya, pada seminar nasional pendidikan yang digelar oleh Jurusan Biologi (15/11) kemarin.
Bertempat di Aula Pascasarjana UIN Malang, jebolan Nagoya University Jepang ini banyak menjelaskan tentang pendidikan biologi, sebagai aspek multi dimensi.
Menurutnya, ada beberapa konsep mendasar dalam Biologi, bahwa Biologi
adalah ilmu empiris yang artinya kebenaran terletak pada obyek, Biologi juga bukan matapelajaran yang berdiri sendiri tetapi mengikuti hukum Fiisika dan Kimia, juga tidak bisa lepas dari Matematika.
“Pernah saya bertanya pada anak didik saya, kenapa memilih jurusan Biologi, jawab mereka karena tidak senang Matematika, Fisika atau Kimia. Pemikiran seperti itu salah dan harus kita rubah,” jelasnya.
Biologi, tambahnya, tidak saja mendasari perkembangan teknologi untuk memecahkan problema kemasyarakatan, tetapi juga memunculkan individu yang secara efektif mampu menciptakan masyarakat beradab dengan tingkat kecerdasan yang tinggi.
“Sehingga, seharusnyalah biologi mambangunkan kecerdasan intelektul, emosional dan spiritual,” tambah dosen yang pernah mendapat penghargaan sebagai dosen teladan tingkat nasional tahun 1992 tersebut
Tidak hanya Sutiman, ada tujuh pemateri lain yang juga memberikan penjelasan .
Mereka diantaranya, Prof. Dr. Suyadi, M.Si, Dr. Ulfah Utami, M.Si, Dr. Agus Mulyono, M.Kes, Dr. Sutirjo, M.Pd, Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si, Dr. Peter Kakisna, dan Drs. Eko Budi Minarno, M.Pd.
Menariknya lagi ketika Ulfah Utami Mengangkat sosok Ibu Muslimah, perannya sebagai guru dalam sebuah film karya anak bangsa “Laskar Pelangi” yang sudah tidak asing lagi, patut menjadi teladan bagi para pendidik.
Karakter seorang Ibu Muslimah untuk menghasilkan siswa yang potensial, meski berasal dari kondisi yang sangat tertinggal, bisa menjadi contoh bagi pendidik sekarang ini, karena menurutnya, sarana bukan alasan untuk menghasilkan generasi potensial.

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

1 komentar:

HTM4